Nunukan (BERANDATIMUR) – Menjelang Pemilu 2024, bakal calon presiden mulai mengunjungi daerah-daerah untuk mengsosialisasikan diri kepada masyarakat.
Hal itu tidak dilarang oleh undang-undang sepanjang tidak bersifat mengampanyekan diri.
Upaya dari kandidat calon presiden tersebut tentunya harus memperhatikan sambutan masyarakat yang akan didatanginya.
Di Provinsi Kaltara sendiri, berkembang isu adanya penolakan terhadap salah kandidat capres. Capres tersebut adalah Anies Baswedan, dukungan Partai Nasdem.
Isu yang berkembang terkait penolakan Anies Baswedan dibenarkan oleh tokoh adat Suku Dayak Kalimantan Utara, Herriyagung Alang.
Ketua Lembaga Adat Dayak Kabupaten Nunukan ini membenarkan adanya penolakan terhadap rencana kehadiran Anies Baswedan ke Kaltara.
Penolakan tersebut berdasarkan keputusan masyarakat adat Dayak dengan berbagai alasan. Hanya saja, Herriyagung tidak menjelaslan secara rinci dari alasan yang dimaksudkan.
Bahkan dalam waktu dekat ini, dia menegaskan masyarakat adat akan membahasnya kembali dalam sebuah pertemuan tokoh-tokoh adat berkaitan dengan teknis penolakan nantinya.
Bahkan dia berkata, terus memantau informasi rencana kedatangan Anies Baswedan ke Kaltara. “Kami dari masyarakat adat akan bertemu kembali membahas teknis-teknis yang akan dilakukan dalam penolakan kedatangan Anies Baswedan di Kaltara,” sebut Herriyagung kepada media ini pada Minggu, 16 April 2023.
Ketika meminta kejelasan alasan dari penolakan terhadap bakal capres Partai Nasdem Anies Baswedan, Herriyagung hanya mengatakan bahwa masyarakat adat hanya ingin menjaga kondusifitas wilayah Kaltara.
“Kami di Kaltara ini tidak mau dinodai oleh isu-isu yang bisa memecahbelah kerukunan masyarakat,” ujar dia.
Oleh karena itu, masyarakat adat di Provinsi Kaltara sangat mendambakan calon pemimpin nasional yang mampu menjaga toleransi dan persatuan bangsa. (Redaksi)