Nunukan (BERANDATIMUR) – Kabupaten Nunukan adalah salah satu daerah penghasil rumput laut di Provinsi Kaltara. Komoditas perikanan ini menjadi produk andalan masyarakat di wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia.
Tingginya produksi rumput laut di daerah ini, seorang warga bernama Rambli menciptakan mesin pencuci tali bentang atau lebih dikenal dengan tali bettang.
Rambli yang beralamat di Desa Setabu, Kecamatan Sebatik Barat ini sebagai salah seorang peserta lomba inovasi teknologi tepat guna (TTG), TTG Unggulan dan Posyantek Berprestasi tingkat nasional 2023.
Ia terpilih sebagai finalis lomba TTG tingkat nasional mewakili Provinsi Kaltara.
Rambli pun mempresentasikan hasil karyanya itu di hadapan dewan juri dari Kementerian Desa PDDT melalui zoom meeting di lantai V Kantor Bupati Nunukan pada Senin, 23 Mei 2023.
Dalam paparannya, Rambli menjelaskan pembuatan mesin ini dilatarbelakangi oleh semakin bertambahnya pembudidaya rumput laut dan tingginya biaya atau ongkos yang harus dikeluarkan.
Selama ini, pembudidaya rumput laut di Kabupaten Nunukan mencuci tali bentang masih menggunakan cara manual sehingga menyita banyak waktu.
Ditambah risiko yang cukup tinggi karena harus berada di dalam air yang sewaktu-waktu nyawa terancam oleh binatang buas.
Ramli menuturkan di hadapan dewan juri, mesin pencuci ini dinilai sebagai solusi yang sangat efektif dan efisien bagi pembudidaya rumput laut.
Mesin yang terbuat dari nilon dan HDPE sehingga kualitasnya lebih tahan lama dan tidak merusak tali, menggunakan motor penggerak berbahan bakar bensin atau langsung disambungkan dengan aliran listrik.
Mesin ini dilengkapi pula penutup pada bagian V-Belt dan pulley sehingga aman bagi pekerja saat dioperasikan. Menggunakan mesin ini dapat menghemat biaya operasional dan terjamin keamanannya.
“Mesin pencuci rumput laut ini memiliki beberapa keunggulan yaitu dengan menggunakan mesin ini dalam sehari bisa mencuci lebih kurang 480 tali dibandingkan dengan cara manual dalam sehari hanya bisa mencuci sekitar 60 tali,” terang dia.
“Mesin ini dapat dipakai di darat sehingga sangat aman dari serangan buaya. Pernah terjadi pekerja mencuci tali bentangan rumput laut tiba-tiba diserang oleh biaya,” ujar Ramli.
Mengenai harganya sangat terjangkau, Ramli menyebut pada kisaran Rp9 juta per unit. Sementara ongkos mencuci tali rumput laut secara manual harus mengeluarkan biaya sebesar Rp12 juta sampai Rp24 juta dalam setahun. (Redaksi)