Nunukan (BERANDATIMUR) – Sejak beberapa hari terakhir, harga cabai rawit melonjak tajam di Kabupaten Nunukan, Kaltara yang tembus Rp140.000 per kilo gram. Lonjakan harga ini dipicu oleh kurangnya pasokan dari Sulsel dan kenaikan harga dari petani.
Muin, seorang pedagang sembako di Pasar Inhutani Kabupaten Nunukan pada Senin, 11 Desember 2023 membenarkan kenaikan tajam harga cabai rawit di daerah itu sudah sangat meresahkan. Selain harga naik, ketersediaan juga sangat terbatas bahkan nyaris tidak ada beredar di pasaran.
Kondisi ini sudah berlangsung sejak beberapa pekan terakhir, cabai rawit di pasaran mulai menghilang sehingga terpaksa mendatangkan dari negeri jiran Malaysia. “Memang kurang sekali lombok dari Sulawesi (Selatan), yang ada dijual ini dari Tawau (Malaysia),” ujar Muin.
“Ada (cabai rawit) dari Sulawesi (Selatan) tapi sangat kurang. Lombok dari Tawau masuk lagi ke sini,” tambah pedagang sembako ini. Ia pun mengaku belum tahu kapan kondisi keterbatasan dan lonjakan tajam harga cabai rawit ini akan berlangsung di Kabupaten Nunukan.
Disebabkan, kenaikan harga yang drastis di tingkat petani di Sulsel akhir-akhir ini. Akhinrya, berdampak buruk di Kabupaten Nunukan khususnya bagi pedagang kuliner (makanan) yang menggunakan cabai rawit.
Pantauan awak media ini di Pasar Inhutani pada Senin pagi, 11 Desember 2023, semua pedagang sembako dan bumbu masak tidak ada cabai rawit yang dijual. Beberapa pedagang ditemukan menjual cabai rawit, didatangkan dari Malaysia dengan jumlah yang sangat terbatas.
“Tidak ada (dijual),” beber seorang pedagang menjawab pertanyaan seorang pembeli pada hari itu. (Redaksi)