Home / SOROT / Sulawesi Selatan

Sabtu, 26 Juli 2025 - 10:31 WIB

Konflik Mahasiswa di Makassar Telan Korban, PMTS Angkat Suara

Muh Arif, mantan Ketum PMTS Makassar. FOTO: SC Tik Tok puan dan puan

Muh Arif, mantan Ketum PMTS Makassar. FOTO: SC Tik Tok puan dan puan

Makassar (BERANDATIMUR) – Penyerangan oleh orang tak dikenal menggunakan puluhan sepeda motor memasuki kampus perguruan tinggi di Kota Makassar secara serentak sempat viral beberapa hari lalu. Kejadiannya ini ditanggapi oleh Persatuan Mahasiswa Tau Sianakkang (PMTS) Kota Makassar dan menjadi perhatian publik daerah itu.

Penyebabnya hingga memancing kemarahan warga Makassar masih simpang siur sehingga menimbulkan kecemasan bagi masyarakat khususnya mahasiswa yang menuntut ilmu di kota itu. Konflik etnis di Kota Makassar, memang bukan baru terjadi kali ini sehingga kesigapan aparat hukum untuk menanganinya sangat diperlukan agar tidak semakin meluas.

Muh. Arif, mantan Ketua Umum PMTS Makassar yang berdomisili di Kecamatan Rappocini KOta Makassar, mulai angkat bicara. la mengaku telah menelusuri kejadian memicu gelombang kemarahan warga terhadap mahasiswa asal Palopo yang tergabung dalam organisasi IPMIL.

Arif menyatakan, kemarahan warga Makassar dipicu oleh tindakan kekerasan yang diduga telah dilakukan oleh mahasiswa Palopo terhadap warga Makassar hingga menelan korban luka yang sangat parah.

Menurut dia, akar masalah ini tidak bisa diabaikan. Salah satu insiden yang sangat mencuat, adalah pengeroyokan mahasiswa asal Makassar oleh anggota IPMIL di dalam area kampus Universitas Muslim Indonesia (UMI). Mahasiswa semester II yang menjadi korban bernama Dayat mengalami luka bacok serius hingga mendapatkan 50 jahitan.

Selain itu, ada lagi warga lain bernama Karlo yang dikabarkan menjadi korban penikaman di daerah Karunrung, Kecamatan Rappocini. Kedua kasus tersebut, diduga kuat melibatkan anggota IPMIL, sebut Arif pada Jumat, 25 Juli 2025.

Mantan Ketum PTMS Makassar ini juga menanggapi pernyataan Ketua PB IPMIL yang menyebut OTK sebagai pihak barbar. Ia mengatakan, IPMIL tidak sewajarnya berlindung di balik retorika tetapi harus bertanggungjawab secara terbuka dan mendorong anggotanya yang terlibat kekerasan agar menyerahkan diri kepada pihak berwajib.

Jangan Lewatkan  Diduga Suplai Sabu-Sabu ke Kurir, 2 Oknum Polisi di KTT Ditangkap

“Daripada sibuk playing victim, lebih baik IPMIL menyerahkan pelaku penebasan dan penikaman ke polisi. Jangan sampai kemarahan masyarakat Makassar semakin tak terbendung. Tak ada tempat bagi pelaku kriminal di Kota Makassar,” tegas Arif dikutip dari laman Tik Tok tuan dan puan pada Sabtu, 26 Juli 2025.

la menekankan, ketika darah tertumpah di Kota Daeng (sebutan Kota Makassar), nilai siri’ na pacce akan bangkit. Artinya, para pelaku tidak hanya berhadapan dengan satu-dua orang, tetapi dengan semangat kolektif masyarakat yang menjunjung tinggi harga diri dan solidaritas.

Tak hanya menyesalkan IPMIL, tetapi Arif juga menyoroti lambannya penanganan dari aparat kepolisian yang tidak sigap sehingga turut memperkeruh suasana dan membuka celah bagi konflik sosial yang lebih besar.

“Kami ingin Makassar tetap aman. Jangan biarkan para pelaku kekerasan berlindung di balik identitas organisasi mana pun. Siapa pun yang melakukan tindak kriminal harus diproses hukum tanpa pandang bulu,” pungkasnya. (*)

Share :

Baca Juga

Daerah

Potret Buram Nunukan (9): Lurah Nunukan Barat tak Indahkan Arahan Bupati dan Camat

Daerah

Dugaan Pelecehan Seksual di Disdukcapil Nunukan, Praktisi: Penyidik Dituntut Harus Cermat

SOROT

Wanita Korban Ledakan di Kajang, Perakit dan Pemasok Bom Ikan?

Sulawesi Selatan

Kasus Korupsi PDAM Makassar Rp20 M, Adik Menteri Pertanian Ditahan

Sulawesi Selatan

Bacaleg Tabrak Pengendara Motor di Bulukumba, Korban Tewas di TKP

Daerah

Potret Buram Nunukan (1): Warga Miskin tak Tersentuh Bantuan

Daerah

Sekprov Sulsel Desak Kabupaten/Kota Segera Bentuk Koperasi Merah Putih

Sulawesi Selatan

Akmal, Warga Nunukan Pelaku Pengiriman 20 Kg Sabu-Sabu ke Parepare Jalani Sidang