Bertajuk “Akselerasi Intervensi Serentak dalam Percepatan Penurunan Angka Stunting” kegiatan ini dibuka oleh Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo, diikuti seluruh TPPS tingat provinsi serta kabupaten/kota se-Indonesia.

Sebagaimana kita ketahui, pemerintah tengah gencar melakukan berbagai upaya untuk menurunkan jumlah balita stunting dengan target nasional prevalensi sekitar 14 persen pada 2024. Salah satu langkah yang ditempuh adalah intervensi serentak pencegahan stunting.

Intervensi serentak ini diharapkan dapat meningkatkan cakupan layanan pengukuran dan deteksi dini masalah gizi, serta memberikan intervensi yang tepat sasaran dan efektif. Oleh karena itu TPPS yang telah terbentuk di seluruh tingkatan pusat, provinsi, kabupaten/kota, kecamatan dan desa/kelurahan harus kerja bersama secara gotong royong untuk meningkatkan cakupan pengukuran dan penimbangan catin, baduta/balita di posyandu.

Melalui temu kerja ini dilakukan identifikasi praktik percepatan penurunan angka stunting beserta tantangan di lapangan. Di Kaltara khususnya masih banyak wilayah yang susah diakses dan belum lengkapnya fasilitas di posyandu.

Meski demikian Wagub Kaltara optimis dapat mencapai target 14 persen pada 2024 ini, berkaca pada terus menurunnya angka stunting selama tiga tahun terakhir dengan capaian 17 persen pada tahun 2023.

Namun dia juga tetap mewanti-wanti agar upaya penurunan stunting tidak sekadar berbicara target angka semata. Melainkan perlu ada upaya bersama-sama melakukan perbaikan kualitas dan perilaku hidup masyarakat.

Pada acara ini dilakukan penyerahan simbolis data keluarga beresiko stunting hasil verifikasi dan validasi tahun 2024 kepada 5 KPPS, kemudian dilanjutkan talkshow, dialog dan paparan praktik baik oleh TPPS Desa Sidoluhur, kabupaten Sleman (DIY). (dkisp)