
Makassar (BERANDATIMUR) – Aksi demonstrasi yang digelar mahasiswa di Kota Makassar, Sulsel terkait penolakan atas kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) ditanggapi masyarakat dengan pro kontra. Ada masyarakat yang mendukung sikap mahasiswa tetapi tidak sedikit pula yang tidak setuju dengan alasan beragam.
Seperti yang diutarakan Abd Rajab, warga Kecamatan Biringkanaya Makassar ini antara setuju dan tidak setuju atas aksi mahasiswa tersebut. Pria ini menimpali, setuju dengan aksi demonstrasi mahasiswa dan kelompok masyarakat tertentu atas penolakan kenaikan harga BBM tersebut. Alasannya, aksi mahasiswa ini sebagai sokongan terhadap masyarakat sikap dari pemerintah.
“Saya setuju dengan demo-demo mahasiswa atas penolakan kenaikan harga BBM. Saya anggap membanu masyarakat kecil untuk memperjuangkan nasibnya,” ujar Rajab sapaan sehari-harinya pada Senin, 5 September 2022.
Hanya saja, lanjut dia, tidak setuju dengan aksi mahasiswa pada setiap menggelar demo karena menutup jalanan protokol di Kota Makassar dengan membakar ban atau memalang dengan kayu. Sementara masyarakat lain juga mau melakukan aktivitas seperti berangkat kerja dan lain-lainnya.
Tetapi hal ini tidak bisa dilakukan atau terhalang karena demonstran atau mahasiswa bersama masyarakat lainnya menutup jalanan sehingga masyarakat tidak bisa beraktivitas.
Penutupan jalanan ini juga menyebabkan kemacetan kendaraan di mana-mana hingga masuk lorong-lorong kecil dalam wilayah Kota Makassar. Sebab, kendaraan memilih menghindari lokasi demonstrasi dengan masuk lorong-lorong agar bisa sampai di tempat tujuan.
Warga lainnya seorang ibu rumah tangga bernama Siska, warga Antang, Kecamatan Manggala pada hari yang sama. Wanita ini mengatakan, sebenarnya tidak ada gunanya lagi mahasiswa melakukan aksi demonstrasi atas kenaikan harga BBM ini. “TIdak ada gunanya lagi demo-demo seperti ini dengan menutup jalanan karena pengumuman kenaikan harga (BBM) sudah diumumkan pemerintah,” ujar dia.
Oleh karena itu, aksi mahasiswa menggelar demo hanya sisa-sia dan menyusahkan masyarakat lainnya karena terhalang untuk beraktivitas. ‘Perjuangan mahasiswa dengan demo-demo itu kan sia-sia saja. Mana hasilnya???,” ujar Siska sambil bertanya.
Aksi demonstrasi mahasiswa ini malah menyusahkan masyarakat saja karena menutup jalanan dengan membakar ban dan duduk di jalanan serta memalang menggunakan kayu atau bambu. “Siapa yang rugi kalau demo-demo seperti itu. Demo sampai tengah malam dengan berpanas-panas matahari,” ujar dia.
Disisi lain, tindakan mahasiswa yang berjuang dengan aksi demonstrasi tidak sedikit pula yang mendukungnya. Seperti serang warga bernama Sukri, warga Jalan Abdullah Daeng Sirua Kota Makassar.
Ia menegaskan, sangat mendukung tindakan mahasiswa di Kota Makassar dan aksi lainnya di daerah lainnya di Indonesia atas penolakan kenaikan harga BBM ini. Menurut dia, langkah yang ditempuh mahasiswa sangat membantu masyarakat ekonomi kecil karena kenaikan harga BBM ini dinilai sudah sangat menyusahkan masyarakat.
“Seharusnya masyarakat berterima kasih kepada mahasiswa karena dibantu berjuang dengan menolak kenaikan harga BBM ini. Bukan malah tidak setuju dengan demo mahasiswa ini,” kata dia.
Sukri mengatakan, sebaiknya masyarakat membantu mahasiswa yang mengelar demonstrasi ini dengan memberikan makanan dan minuman. (***)