Sebatik (BERANDATIMUR) – Masyarakat Pulau Sebatik, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara mengharapkan pemerintah segera mengoperasikan pos lintas batas negara (PLBN) Sei Pancang yang dibangun dengan anggaran hingga ratusan miliar rupiah.
Sekadar diketahui, PLBN Sei Pancang ini telah rampung dibangun sejak dua tahun lalu, namun hingga saat ini belum ada tanda-tanda akan dioperasikan. Padahal, keberadaan PLBN sangat menguntungkan pada berbagai sektor bagi masyarakat perbatasan di Pulau Sebatik.
“Kita masyarakat Pulau Sebatik dan Kabupaten Nunukan pada umumnya menginginkan PLBN Sei Pancang ini segera dioperasikan. Sebab dapat mengangkat perekonomian masyarakat dan nasionalisme masyarakat,” ungkap Haji Herman Baco, salah seorang tokoh masyarakat Pulau Sebatik kepada awak media ini pada Minggu, 17 Agustus 2024.
Seiring dengan peringatan HUT Kemerdekaan RI yang ke-79, dia meyakini, apabila PLBN Sei Pancang dioperasikan dengan sendirinya pembangunan infrastruktur di Pulau Sebatik akan meningkat secara signifikan.
Perlu diketahui, kata dia, sejak 1980-an hingga sekarang, nasionalisme masyarakat tidak perlu diragukan lagi.
Namun secara umum, kehadiran PLBN tersebut sudah sangat berdampak bagi perekonomian masyarakat dengan keinginan masyarakat membangun fasilitas yang nantinya sangat dibutuhkan bagi warga setempat maupun pendatang. Seperti hotel, ruang hiburan, fasilitas olahraga, rumah makan dan sebagainya.
“PLBN ini sangat memberikan dampak bagi masyarakat di Pulau Sebatik walaupun belum dioperasikan, buktinya sudah semakin banyaknya bangunan di sana sini. Apalagi dengan adanya IKN (Ibu Kota Nusantara),” ujar tokoh masyarakat ini yang sering disapa Haji Andeng.
Ia menyatakan, keberadaan IKN juga memberikan dampak positif karena Pulau Sebatik dapat menjadi penyangga secara ekonomi dan bidang lain karena letak geografisnya berada di perbatasan negara antara Indonesia dengan Malaysia.
Bahkan Haji Andeng berharap Bupati Nunukan yang baru nanti punya pemikiran untuk menyambungkan daratan Pulau Sebatik dengan daratan besar Pulau Kalimantan sehingga akses ke IKN sangat mudah dijangkau. Yaitu membangun jembatan Pulau Sebatik-Pulau Nunukan dan Pulau Nunukan-Sei Ular Kecamatan Seimenggaris.
“Ini lebih penting memikirkan menyambung daratan Pulau Sebatik ke daratan Pulau Kalimantan daripada memikirkan memekarkan Pulau Sebatik. Kalau itu terealisasi tidak usah kita mekarkan (Pulau Sebatik),” tegas dia.
Kenapa pemikiran masyarakat Pulau Sebatik berubah (tidak mau dimekarkan lagi) karena keberadaan PLBN di Sei Pancang itu? Memang, lanjut dia, sebelum ada PLBN, masyarakat Pulau Sebatik ingin “berpisah” dari Kabupaten Nunukan karena alasan pelayanan publik.
Menurut dia, keberadaan PLBN di Pulau Sebatik ini optimis pemerintah pusat akan memikirkan pembangunan jembatan penghubung Pulau Sebatik-Pulau Nunukan dan Pulau Nunukan-Sei Ular. “Kan sudah nyambung ke IKN,” ujar dia seraya menambahkan, salah satu faktor yang mengurungkan niat masyarakat Pulau Sebatik untuk dimekarkan dari Kabupaten Nunukan menjadi daerah otonomi baru karena keberadaan IKN itu.
“Keberadaan PLBN dan IKN ini mengubah pemikiran (masyarakat Pulau Sebatik) untuk mekar. Semua berubah karena apalagi alasan (untuk dimekarkan) kalau sudah satu daratan dengan ibu kota negara. Kalau sebelumnya masyarakat bersama tokoh-tokoh Pulau Sebatik mau dimekarkan supaya pembangunan infrastruktur bisa berkembang,” beber Haji Andeng.
“Kalau (jembatan penghubung ke daratan besar Kalimantan dibangun) ini terjadi maka dipastikan pemerintah pusat akan memperhatikan pembangunan infrastruktur di Pulau Sebatik karena adanya PLBN ini,” tandas pengusaha sukses yang tidak pernah berminat menduduki jabatan politik ini.
Jika PLBN ini tidak dioperasikan secepatnya, maka sangat menguras anggaran negara dalam hal pemeliharaan dan biaya operasional seperti pembayaran listrik dan air bersih. “Pembayaran listriknya saja itu PLBN mencapai ratusan juta setiap bulannya,” sebut Haji Andeng.
Salah seorang warga Sei Pancang bernama Amir pun punya harapan yang sama, agar PLBN yang berdiri megah di tengah-tengah perkotaan Pulau Sebatik ini segera dioperasikan. Mengingat, bangunan megah yang dapat dikatakan ikon Pulau Sebatik ini akan memberikan dampak positif yang sangat signifikan pada berbagai sektor. (Redaksi)