Poso (BERANDATIMUR) – Gempa bumi yang menerjang Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah pada Minggu, 17 Agustus 2025 sekitar pukul 06.38 Wita dengan magnitudo 6.0 skala righter (SR) menelan korban dan puluhan rumah warga rusak dan tempat ibadah.
Pusat gempa yang berada di darat sekitar 18 kilo meter barat laut Kabupaten Poso, 82 kilo meter timur laut Kabupaten Sigi atau 93 kilo meter tenggara Kota Palu dengan koordinat 1,30 LS dan 120,62 BT dengan kedalaman 10 kilometer.
Kejadiannya, tepat pada peringatan HUT Kemerdeakaan RI yang ke-80 ini, getarannya terasa hingga Sulawesi Barat. Gempa ini dipastikan tidak berpotensi tsunami namun terjadi gempa susulan pada malam hari hingga 50 kali dengan kekuatan 3.0 SR.
Berdasarkan informasi yang dkutip dari laman resmi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebutkan, sebagian besar warga di wilayah Kecamatan Poso Pesisir seperti Desa Masani, Tokorondo, Towu, Pinedapa, Tangkura dan Lape merasakan dampak guncangan. Di Kabupaten Poso, gempa dirasakan kuat selama kurang lebih 15 detik. Sebagian besar masyarakat berhamburan keluar rumah untuk mencari tempat aman.
Laporan dari data yang diperoleh dari laman instagran resmi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Poso tercatat, sebanyak 29 warga mengalami luka-luka. 15 orang dirujuk ke RSUD Poso, dimana dua orang dalam kondisi kritis dan tujuh orang dirawat di Puskesmas Tokorondo. Pendataan terhadap jumlah pengungsi masih terus dilakukan.
Kerusakan terparah di Desa Tangkura sebanyak 14 rumah rusak, Desa Lape (8 rumah), Desa Towu (5 rumah), Desa Maranda (4 rumah), Desa patiwunga (2 rumah), Desas Tokorondo (2 rumah), Desa Kilo dan Bega masing-masing satu rumah, Desa Masani satu buah gereja.
Warga Kabupaten Sigi merasakan guncangan selama sekitar 7 detik. Masyarakat juga sempat keluar rumah, dan BPBD setempat melakukan langkah monitoring serta koordinasi dengan aparat setempat. Hingga siaran pers ini diturunkan, belum ada laporan korban jiwa maupun kerusakan bangunan di Kabupaten Sigi.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Dr. Suharyanto telah mengintruksikan jajaran untuk segera mengambil langkah cepat. Melalui Kedeputian Bidang Penanganan Darurat, Kepala BNPB memerintahkan untuk mempertebal koordinasi dengan unsur di daerah. Kepala BNPB juga memerintahkan segenap tim agar segera menuju ke lokasi kejadian untuk memberikan pendampingan, monitoring dan segala hal yang menjadi prioritas penanganan darurat.
“Analisa betul kondisi di sana. Kita segera masuk ke sana,” perintah Kepala BNPB.
Seorang warga Desa Towu yang minta identitasnya dirahasiakan menyebutkan, rumahnya mengalami rusak berat akibat dari gempa tersebut. Namun, dia mengaku, tidak tahu menahu kronologis gempa itu karena tiba-tiba terjadi guncangan hebat pada pagi hari itu sehingga semua warga di desa itu berhamburan keluar mencari tempat yang aman.
“Rumahku rusak parah bang. Tapi saya tidak bisa menceritakan bagaimana kejadian yang sebenarnya pada pagi kemarin itu,” ucap dia melalui percakapan di media sosial tik tok.
Laporan terakhir, seorang korban dari gempa ini dinyatakan meninggal dunia setelah mendapatkan perawatan di RSUD Poso bernama Katrin Kande jenis kelamin perempuan warga Desa Masani, Kecamatan Poso Pesisir.
Korban mengalami luka serius puluhan jemaat akibat tertimpa reruntuhan bangunan gereja GKST Elin Desa Masani saat sedang beribadah. (*)