Palu (BERANDATIMUR) – Hasil survei Badan Narkotika Nasional (BNN) bersama Pusat Penelitian Masyarakat dan Budaya LIPI pada 2019 menyebutkan Provinsi Sulawesi Tengah urutan keempat pengguna narkoba tertinggi di Indonesia.
Demikian dikemukakan Kepala BNN Provinsi Sulawesi Tengah, Brigjen Pol Sugeng Suprijanto, mengatakan tingkat peredaran dan penyalahgunaan narkoba di Sulteng sudah sangat mengerikan.
Malahan, pada 2018 sebanyak 216 pelajar dan 52 PNS/Polri/TNI yang menjalani rehabilitasi.
“Sungguh kenyataan yang menyesakkan dada” ujar Sugeng saat membuka acara talkshow bertema “Peranan Perempuan dalam Mewujudkan Keluarga Bersinar (Bersih dari Narkoba) di Hotel Lawahba Palu, bulan lalu.
Dikutip dari sultengprov.go.id pada Sabtu, 15 April 2023, Sugeng mengatakan bisnis narkoba di Indonesia memang sangat menggiurkan.
Hal ini berdasarkan infografis yang ditunjukkan di hadapan ibu-ibu dari berbagai organisasi di Sulteng ini.
Pemateri kedua pada talkshow itu adalah Rahman Yape, seorang psikolog.
Rachman menjelaskan kehadiran korban narkoba di dalam keluarga dan lingkungan tempat tinggal sering menjadi momok yang sangat menakutkan.
Menurut dia, sebagian besar pengguna narkoba berasal dari keluarga yang tidak sehat dan tidak bahagia.
”Pencegahan penyalahgunaan narkoba seharusnya dimulai dalam keluarga. Keluarga sebagai unit terkecil dalam masyarakat merupakan wadah utama dalam proses sosialisasi anak menuju kepribadian yang lebih dewasa,” ujar Rahman.
Ia menambahkan, keluarga yang harmonis menjadi kunci menuju ketahanan keluarga. Sebab, biasanya keinginan untuk menggunakan zat-zat psikotropika, narkotika dan adiktif seringkali muncul dari keluarga yang rentan atau ketahanannya rendah.
Menanggapi hal ini, anggota DPR RI Benny K Harman mencuit melalui akun Twitternya bahwa banyaknya tenaga kerja asing (TKA) yang bekerja di Sulteng yang menolak dites urin.
Anggota Fraksi Partai Demokrat ini menyoroti ketidakberdayaan BNN dan aparat kepolisian setempat untuk menundukkan TKA tersebut untuk dilakukan tes urin.
Benny menulis sekitar 50.000-an warga Sulteng sudah terpapar narkotika. (***)
Editor: M Rusman
