Home / SOROT

Jumat, 29 Agustus 2025 - 20:29 WIB

Kala Mesin Negara-Melindas Nyawa Rakyatnya

FOTO: Aksi demo di Jawa Tengah. Sumber: Doc

FOTO: Aksi demo di Jawa Tengah. Sumber: Doc

Jakarta– Tepatnya, 28 Agustus 2025, salah seorang pendemo dari pengendara ojek online (ojol) terpaksa diregang nyawanya oleh mesin negara dengan pakaian dinas kebanggaannya beserta pangkat yang menyala.

Saya hanya bisa mengucapkan-innalillahi wainna ilaihi rojiun-selamat jalan sahabat pejuang keadilan di negara tercinta ini. Nyawamu telah kamu pertaruhkan demi rakyat Indonesia bukan demi kekuasaan dan jabatan atau pangkat.

Affan Kurniawan usia 21 tahun yang lahir tepat pada 2004, nyawamu jadi tumbal arogansi kekuasaan dan nama baik insitusi. Kamu harus jadi korban keganasan mesin negara. Mereka tidak tahu kamu adalah tulang punggung pencari nafkah bagi tujuh anggota keluarga yang harus dihidupi setiap hari, tidak sama seperti mereka, tidak perlu menantang panas dan hujan untuk mendapatkan uang receh.

Mereka, hanya menunggu setiap bulan pembayaran dari uang rakyat sambil duduk di kursi empuk sambil menyeruput kopi manis, mengisap sebatang rokok sambil bercanda gurau dengan rekan-rekannya.

Tapi, kamu Affan Kurniawan harus dikorbankan oleh kekuasaan yang arogan dan keluargamu harus berselimut seribu kesediahan di hati. Sementara mereka, petenteng petantang menyerang pendemo lainnya dengan kendaraan yang dibeli dari uang rakyat untuk mengejar rakyat lainnya untuk ditindasnya.

Kamu tak kuasa menahan seorang diri dari “serangan” mobil negara leindas itu. Beginilah nasib rakyat kecil yang harus menjadi korban keganasan penikmat “kekuasaan”. Nyawa rakyat seolah-olah dijadikan tameng untuk mendapatkan nama baik dan “pemburu” jabatan dan pangkat.

Pakaian dinas bukan jaminan bisa menjadi pelindung dan pengayom rakyat kecil. Meskipun anak dan istrinya dan keluarga besar hidup dari uang pajak rakyat kecil. Malahan, rakyat yang “mengejar” keadilan dijadikan tumbal kekuasaan di negeri ini. Pengorbanan nyawamu hanya dibalas dengan enteng kata “maaf” dari penguasa dan mesin negara yang terkesan mengolok itu.

Jangan Lewatkan  Data Pribadi Warga RI Bakal "Dijual" ke Amerika. Ini Tanggapan Pemerintah

Wahai sesama rakyat kecil-bangkitlah menuntut keadilanmu yang semakin tidak adil ini. Kata “maaf” dari mereka jangan membuat nyalimu kendor. Sebab, kata “maaf” itu mungkin hanya pemanis di bibirnya saja, sementara nyawa yang sudah dikorbankan tidak mungkin kembali dengan kata yang manis di bibir itu.

Kini pusaramu telah berdiri sedih di makammu. Kesedihan keluargamu Affan Kurniawan tidak pernah dirasakan oleh keluarga mereka pelindas rakyat itu. Esok lusa, para pelindasmu bakal hanya senyum senyam saja di hadapan pemeriksaan kawan-kawannya. Keadilan dari nyawamu yang sudah jadi korban belum tentu diwujudkan setara dengan pengorbanamu.

Bukan tidak percaya dengan pemeriksaan dan hukuman yang bakal ditimpakan kepada para pelindas nyawa rakyat itu. “Siapa yang mau korbankan teman sendiri”. Karena rasa soliditas yang disbeutnya jiwa korsa antar sesama warna pakaian sangat kental di negeri ini.

Rakyat kecil,…sangat tidak mungkin bisa menuntut sesuai harapan keluargamu dan rekan-rekan seperjuanganmu. Tapi, tidak bisa terlalu menyalahkan siapa-siapa karena yang mengangkat mereka ke singgah sananya adalah kalian sendiri.

Rakyat kecil…hanya bisa menjerit sekuat-kuatnya tanpa ada yang bersedia mendengarnya. Ibarat kalian berteriak di tengah hutan belantara yang punya peredam suara. Nyawamu “Affan Kurniawan” kini telah tiada-hanya dibayar dengan berlomba-lomba datang dengan mengeras suara mengucapkan permintaan “maaf” disertai janji-janji manisnya dengan sejuta iming-iming supaya dianggap peduli.

Salam perjuangan-pejuang keadilan!

Share :

Baca Juga

Daerah

Potret Buram Nunukan (12): Staf Kelurahan Ancam Persulit Urusan Warga dan tak Diberikan Bantuan

Pemkab Bulukumba

Makassar Menyala, Demonstran Hanguskan 2 Gedung Wakil Rakyat

Nasional

Pasca Penyerangan Mapolres Tarakan, Kapolri: TNI-Polri Tetap Solid

Daerah

Perahu Pukat yang Ditemukan Depan Pelabuhan Tunon Taka, Ternyata Hanyut
Eks PM Malaysia Muhyiddin yassin Ditangkap Lembagas Anti Rasuah terkait kasus korupsi

SOROT

Eks PM Malaysia Ditangkap, Terkait Dugaan Korupsi

Daerah

Potret Buram Nunukan (13): Lurah Nunukan Barat Dituding Paling Ngotot Ingin Bubarkan RT 26

SOROT

Perceraian di Makassar Meningkat, Dominan Diajukan Perempuan

Daerah

Beredar Video, Perempuan Diduga Ketua DPRD Nunukan Mengamuk di Rumah Warga