Sebatik (BERANDATIMUR) – Berkat eksistensi melayani masyarakat sampai di wilayah perbatasan negara di Pulau Sebatik, Perumda Air Minum Tirta Taka Kabupaten Nunukan, Kaltara sukses menyabet penghargaan Top BUMD Award 2023 kategori khusus pelayanan ekselen di perbatasan Indonesia.
Penghargaan yang diterima di Jakarta pada Rabu, 5 April 2023 ini berdasarkan penilaian dewan juri yang mumpuni dibidangnya.
Lalu bagaimana pendapat dan penilaian masyarakat penerima manfaat di tapal batas negara RI – Malaysia, tepatnya di desa Ajikuning Kecamatan Sebatik Tengah.
Camat Sabatik Tengah Aris Nur menuturkan mengalirnya air minum dari PDAM (Perumda Tirtataka) ini maka masyarakat di wilayah perbatasan negara ini tidak bergantung lagi pada air hujan untuk memenuhi kebutuhan air bersihnya.
Selain itu, keberadaan air bersih PDAM ini akan berpengaruh positif pada kualitas sanitasi, kebersihan dan kesehatan masyarakat.
“Sangat berpengaruh, sebelum adanya air dari PDAM, masyarakat sangat selektif dalam penggunaan air bersih. Setelah adanya PDAM, penggunaan air bersih tidak lagi hanya untuk pemenuhan konsumsi dan kebutuhan mandi saja tetapi sudah mencakup kebutuhan mencuci, bersih bersih dan kebutuhan Kesehatan lainnya,” ungkap Aris Nur.
Begitu pula dengan Arkam, seorang warga Kecamatan Sebatik Tengah yang tinggal tidak jauh dari Patok 3 Desa Ajikuning.
Ia sangat merasakan manfaat yang diperoleh setelah air dari PDAM mengaliri rumahnya.
Pada dasarnya Arkam mengaku, air bersih yang telah mengalir ke rumahnya sangat bermanfaat bagi keluarganya. Pria yang berprofesi sebagai guru di SMPN 1 Sebatik Tengah ini merasa sangat terbantu atas kebutuhan air bersih setiap hari.
“Sangat bermanfaat air PDAM ini di perbatasan, saya sangat berterima kasih kepada pemerintah, semoga kedepan seluruh masyarakat dapat tersambung”, ujarnya.
Hal yang sama juga disampaikan Suraidah, warga Jalan Perbatasan RT 02 Desa Ajikuning bahwa sangat terbantu dengan mengalirnya air bersih PDAM di rumahnya.
Suraidah berkisah, dahulu sebelum adanya sambungan air dari Perumda Tirtataka ke rumahnya, seluruh masyarakat di Desa Ajikuning hanya menggantungkan pemenuhan air bersih rumah tangganya dari air hujan yang ditampung.
Keadaan ini juga, menjadi semakin sulit ketika musim kemarau tiba, maka tampungan air hujan yang bisanya menjadi sumber utama pemenuhan air di rumahnya tidak bisa diharapkan lagi.
“Kalau sudah kemarau, ya kita membeli air profil, satu profil harganya 80 ribu dipakai hanya untuk 3 atau 4 hari saja”, ujarnya.
Menurutnya, air profil yang dibeli ini biasanya harganya cenderung naik bila permintaan meningkat di musim kemarau, bisa sampai 100 atau 150 ribu rupiah dalam 1 profilnya.
“ Yang Alhamdulillah, sekarang sudah ada air PDAM, yang banyak kebutuhan itu seperti mencuci, mandi, di WC, semoga ke depan bisa terus lancar”, ujarnya. (Prokompim Nunukan)
Editor: M Rusman
