“Harga telur (ayam) yang paling naik sekali sampai 7.000 satu rak kenaikannya. Dulu, harganya masih Rp53.000 per rak sekarang sudah Rp60.000 per rak” (Asdar, pedagang bumbu masak dan sembako Pasar Inhutani, Nunukan)
Nunukan (BERANDATIMUR) – Menyambut Hari Raya Idul Fitri 1444 H tepatnya pada H-7 Ramadan, pasar-pasar di wilayah perbatasan RI-Malaysia di Kabupaten Nunukan, Kaltara mulai ramai dikunjungi warga untuk berbelanja kebutuhan lebaran.
Ada yang berbelanja beras ketan, beras biasa, telur, bawang merah dan putih, lengkuas, dan kunyit
Kios-kios bumbu masak mulai dipadati pembeli sebagai persiapan menyongsong hari raya kali ini.
Namun ada hal menarik perhatian dengan naiknya harga telur ayam yang cukup tajam dan cabai rawit lokal.
Seorang pedagang kebutuhan pokok di Pasar Inhutani Kabupaten Nunukan bernama Asdar mengakui kenaikan harga cukup signifikan pada bahan kebutuhan pokok tertentu.
Seperti telur ayam dan cabai rawit lokal. Harga telur ayam sudah tembus Rp60.000 per rak dengan isi 33 butir atau naik Rp7.000 per rak dibandingkan sebelumnya masih berkisar Rp53.000 per rak.
“Harga telur (ayam) yang paling naik sekali sampai 7.000 satu rak kenaikannya. Dulu, harganya masih Rp53.000 per rak sekarang sudah Rp60.000 per rak,” beber Asdar kepada awak media ini pada Sabtu, 15 April 2023.
Pria ini yakin menyongsong Hari Raya Idul Fitri 1444 H tidak akan naik lagi harga telur ayam.
Kenaikan harga telur ayam ini sudah berlangsung sejak awal bulan Ramadan 1444 H, lanjut dia.
Hanya saja, kata Asdar, pasokan dari Sulsel yang masuk ke Kabupaten Nunukan sebanyak dua kali sepekan nyaris tidak mencukupi kebutuhan masyarakat di perbatasan negara ini.
Buktinya, bahan kebutuhan pokok yang datang dari Sulsel pada Jumat, 14 April 2023 tentunya membawa telur ayam malah stoknya sudah mulai berkurang di pasar-pasar.
Sementara, Asdar memprediksi, kebutuhan telur ayam bagi masyarakat perbatasan akan semakin meningkat pada detik-detik menjelang lebaran l
puasa ini.
Namun, dia tetap optimis tidak akan ada lagi kenaikan harga.
Kemudian, harga cabai rawit lokal mulai ikut naik seiring dengan semakin dekatnya hari lebaran puasa ini.
Pedagang bernama Elisabet di Pasar Inhutani mengaku, sejak dua hari lalu harga cabai rawit lokal memgalami kenaikan.
“Sudah dua hari ini harganya (cabai rawit lokal) naik,” ujar wanita ini.
Sekarang harganya menjadi Rp80.000 per kilo gram sedangkan sebelumnya masih Rp70.000 per kilo gram.
“Iya naik 10.000 per kilo,” jawab dia singkat.
Sedangkan cabai rawit asal Sulsel ternyata belum mengalami kenaikan. Masih tetap sama dengan harga pada awal Ramadan 1444 H yakni Rp50.000 per kilo gram.
Harga kebutuhan pokok lainnya pun masih tergolong stabil alias belum mengalami kenaikan hingga H-7 Ramadan ini. (***)