Home / Daerah / SOROT

Sabtu, 20 Juli 2024 - 23:00 WIB

25 Tahun Berpisah, TKI Ini Ketemu Anaknya Ketika Dideportasi ke Nunukan

Abdul Latif (61), TKI deportasi dari Malaysia yang berpisah anaknya selama 25 tahun. FOTO: BT.Com

Abdul Latif (61), TKI deportasi dari Malaysia yang berpisah anaknya selama 25 tahun. FOTO: BT.Com

Nunukan (BERANDATIMUR) – Sebuah cerita sedih bercampur senang dari seorang tenaga kerja Indonesia (TKI) yang dideportasi dari Sabah, Malaysia ke Kabupaten Nunukan, Kaltara pada Jumat, 19 Juli 2024. TKI tersebut bernama Abdul Latif yang lahir pada 1963 asal Kota Tarakan.

Sejak 40 tahun silam meninggalkan anak dan istrinya untuk mencari pekerjaan yang layak demi kebutuhan hidup sehari-harinya. Ia memilih meninggalkan pekerjaannya sebagai karyawan di perusahaan Pertamina di Pulau Bunyu, Kabupaten Bulungan, Kaltara karena desakan ekonomi.

Tak lama dia pun memilih hijrah ke Sabah, Malaysia setelah sebelumnya sempat bekerja di perusahaan kertas di kabupaten Berau, Kaltim. Ketika hijrah ke Malaysia, Abdul Latif mengaku tidak pernah lagi bertemu dengan anak dan istrinya.

Pria yang mulai rambutnya memutih ini, menceritakan kisah perjalanan hidupnya hingga bekerja di Malaysia. Ia menuturkan, ketika bekerja di perusahaan Pertamina di Pulau Bunyu, gajinya tiba-tiba diturunkan oleh majikan sehingga tidak mencukupi untuk kebutuhan hidup sehari-hari bagi anak dan istrinya.

Secara terpaksa, memberanikan diri menyeberang ke Sabah tanpa menggunakan dokumen keimigrasian sejak pertama kali masuk di negeri jiran itu. “Saya memang tidak pernah punya surat (paspor) masuk di Malaysia,” tutur dia ketika ditemui media ini di Rusunawa penampungan sementara TKI deportasi yang terletak di Jalan Ujang Dewa Kelurahan Nunukan Selatan, Sabtu, 20 Juli 2024.

Abdul Latif yang berperawakan tinggi kurus ini mengatakan, sejak meninggalkan kampung halaman bekerja di Malaysia tidak pernah pulang. Tiga anaknya yang masih berusia 3-5 tahun itu terpaksa ditinggalkan dan ketika itu juga sudah kehilangan kontak dengan anak istrinya.

Entah kenapa, kata Abdul Latif, ketika ditangkap aparat kepolisian negeri jiran kepikiran untuk bertemu dengan anaknya. Ia pun berusaha mencari informasi dan akhirnya berhasil berkomunikasi dengan anaknya yang sudah mulai dewasa itu.

Jangan Lewatkan  Diskominfo Bulukumba Gelar Bimtek Optimalisasi Konten AI Bagi OPD

Memakai kaos oblong warna putih, Abdul Latif dengan berapi-api mengisahkan perasaan senangnya.  “Seandainya tidak ditangkap dan dideportasi ke sini (Kabupaten Nunukan) mungkin saya tidak ketemu dengan anak saya yang sudah berpisah 25 tahun dan tidak pernah ketemu. Saya baru ketemu di Rusunawa (Nunukan) inilah,” ujar dia.

Awal mula berkomunikasi dengan anaknya, kata pria ini, mencari informasi kemana-mana ketika masih dalam penjara Malaysia dan akhirnya menemuinya di Rusunawa Kabupaten Nunukan untuk dibawa pulang ke Kota Tarakan.

Namun Abdul Latif menyatakan, tetap kembali ke Malaysia karena punya usaha milik sendiri di Ranau Negeri Sabah. Ia juga mengaku, telah menikah dan punya dua anak dari istri keduanya yang berkewarganegaraan Filipina.

Hanya saja, anak dan istrinya yang kedua telah dipulangkan ke negaranya karena faktor pendidikan. Abdul Latif mengatakan, anaknya tidak bisa mengenyam pendidikan di Malaysia karena tidak punya paspor.

“Saya juga sudah beristri lagi warga Filipina dan punya dua orang anak. Tapi saya sudah pulangkan ke Filipina karena anak-anak tidak bisa sekolah di Sabah,” ujar dia. Bertahan bekerja hingga akhirnya punya usaha sendiri di Sabah atas jaminan saudaranya yang sudah berkewarganegaraan Malaysia.

“Saya punya usaha, punya lori (mobil truk) dan kereta (mobil) karena dijamin saudara saya yang sudah punya IC (KTP Malaysia),” terang dia seraya melanjutkan tetap kembali ke Malaysia karena sudah punya usaha di sana tapi mau ambil paspor dulu. (redaksi)

Share :

Baca Juga

SOROT

Flash – KM Thalia Diduga Over Capasity, Penumpang Berdesakan Dalam Kapal

SOROT

Polisi Sita Mesin Cetak Raksasa, Kepala Perpustakaan UIN Ditangkap

Daerah

20 KM Jalan Penghubung Krayan Selatan-Krayan Barat Rusak Parah

Daerah

Selamatkan Nyawa Warga Kami, Andi Fajrul Minta Dishub-KSOP TEgas di Lapangan

Nasional

Sikat! Bareskrim Polri Ungkap TPPO ke Malaysia, 7 Calo Jadi Tersangka

Daerah

“Kalomba” Jadi Kekayaan Intelektual Bulukumba, Sarung Kajang dan Ikan Asap Menyusul

Daerah

Pembudidaya Rumput Laut Ungkap Ada Monopoli di Pelabuhan Tunon Taka

Daerah

H-2 Idul Fitri, Pasar Mulai Padat, Ribuan Biji Kelapa Parut Terjual Per Hari