Nunukan (BERANDATIMUR) – Pelaksanaan pemungutan suara pemilihan kepala daerah yang digelar serentak pada 27 Nopember 2024 terhitung sisa waktu dua pekan lagi atau tepatnya 14 hari ke depan. Tahapan demi tahapan pun sudah dilaksanakan oleh penyelenggara pemilu yakni Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Khususnya pemilihan Calon Bupati dan Calon Wakil Bupati Nunukan, sudah memasuki tahapan debat kedua kandidat. Beragam komentar dan lontaran dari masyarakat yang konsen mengamati pelaksanaan Pilkada serentak ini terutama loyalis pasangan calon (paslon) atas hasil dari debat kedua tersebut.
Hanya saja, masyarakat dengan kondisi ekonomi menengah ke bawah atau tingkat pendidikan tergolong rendah, ternyata tidak ikut-ikutan mendukung salah satu paslon atau tidak terpengaruh dengan hasil debat kandidat.
Salah satunya diutarakan Burhan, warga Kelurahan Tanjung Harapan Kecamatan Nunukan Selatan menuturkan, tidak mau ikut-ikutan mendukung atau menjadi loyalis salah satu paslon Bupati-Wakil Bupati (Nunukan).
Menurut dia, menjadi pendukung fanatik salah satu paslon dianggap hanya membuang-buang waktu semata. Burhan pun mengaku hanya fokus mencari nafkah buat kebutuhan sehari-hari untuk anak dan istrinya.
“Saya tidak mau ikut-ikutan bicara politik pak. Saya bagus cari uang saja buat makan minum anak istri,” ucap dia kepada media ini pada Selasa, 12 Nopember 2024 seraya menambahkan, ada tiga suara dalam rumahnya.
Menyinggung masalah debat kandidat yang digelar KPU Nunukan baru-baru di GOR Sei Sembilan Kelurahan Selisun, Burhan menyatakan, tidak tahu menahu bahkan berusaha tidak mau tahu dengan alasan tidak punya kepentingannya dengan acara tersebut.
Menurut pendapat pak Burhan, bagaimana hasil dari debat (Calon Bupati-Calon Wakil Bupati Nunukan) yang pertama dan kedua. Burhan pun dengan acuhnya menjawab, tidak terpengaruh dengan hasil debat paslon.
Ia mengaku, visi misi paslon tidak mempengaruhi kondisi kehidupannya yang sehari-harinya menjadi pembudidaya rumput laut dalam skala kecil dan sekali-kali mengolah kebunnya apabila punya waktu senggang.
Burhan menerangkan, visi misi paslon Bupati-Wakil Bupati Nunukan tidak terlalu berdampak pada kehidupan masyarakat atau dengan kata lain, jarang dijalankan apabila sudah terpilih. Oleh karena itu, sangat merugikan waktunya apabila berusaha mengikuti perkembangan Pilkada serentak 2024 ini.
Hal acuh terhadap pelaksanaan debat kandidat paslon Bupati-Wakil Bupati Nunukan juga diutarakan seorang warga bernama Malik. Pria yang mengaku berdomisili di Sedadap Kelurahan Nunukan Selatan ini menyatakan, tidak peduli dengan acara debat kandidat. Sebab, tidak mempengaruhi pilihannya pada hari pemungutan suara, 27 Nopember 2024 nanti.
Malik menegaskan, sudah punya paslon pilihannya bersama keluarganya. Namun pilihan tersebut bisa berubah atau mengalihkan kepada paslon lain apabila ada kejadian khusus misalnya “serangan fajar”. “Saya tu tidak mau tau debat-debat itu. Saya bersama keluarga sudah punya pilihan tapi bisa berubah kalau ada serangan (fajar),” beber dia.
“Tidak ada gunanya dengar debat-debat karena bukan itu yang menentukan untuk memilih calon. Mungkin memang ada orang yang berubah pilihan karena hasil debat itu tapi jumlahnya sangat kecil sekali,” ungkap dia.
Demikian juga dengan pernyataan Malia, perempuan yang ditemui di Jalan Lingkar Kelurahan Nunukan Timur Kecamatan Nunukan pada Rabu, 13 Nopember 2024. Ia menyampaikan, memilih paslon Bupati-Wakil Bupati Nunukan pada Pilkada serentak ini tergantung dari keuangannya.
Walaupun, visi misinya tidak bagus menurut orang-orang berpendidikan tetapi paslon tersebut memberikan “sesuatu” maka dipastikan dipilih dalam bilik suara nantinya. “Siapa yang kasi amplop maka itulah yang kami pilih bersama keluarga,” ujar dia. (Redaksi)