Nunukan (BERANDATIMUR) – Harga sembilan bahan pokok (sembako) di Kabupaten Nunukan selama bulan suci Ramadan 1446 H sangat fluktuatif tergantung dari pasokan dari Sulawesi Selatan dan negara tetangga Malaysia.
Pantauan di Pasar Inhutani sebagai pasar sentral di Kabupaten Nunukan diketahui, hanya sebagian bahan kebutuhan sehari-hari yang mengalami kenaikan harga. Yakni bawang merah, cabai rawit, minyak goreng, tomat, gula pasir, dan beras. Khusus minyak goreng dipasok dari Tawau, Malaysia melalui pengusaha di Pulau Sebatik.
Seorang pedagang sembako di Pasar Inhutani yang menolak direkam dan meragasiakan identitasnya mengaku, minyak goreng produski dalam negeri seperti merek minyakita hampir tidak pernah dijual ditokonya. Alasannya, minyak dalam negeri ini kurang peminat karena takarannya kurang dari satu kilo gram dan harganya sama dengan minyak asal Malaysia.
“Saya jarang sekali jual minyak dalam negeri (buatan Indonesia) karena memang kurang sekali peminatnya. Kalau ada kita jual minyak (goreng) Malaysia tetap minyak (goreng) dari Malaysia yang dibeli orang. Katanya, minyak goreng Malaysia bisa dipakai menggoreng sampai empat kali belum hitam. Sedangkan Minyakita produk Indonesia hanya dua dipakai menggoreng sudah hitam sekali,” beber pedagang tersebut.
“Tarakannya juga beda. Kalau Minyakita punya Indonesia cuma 9 ons atau 900 mili liter. Sedangkan minyak dari Malaysia takarannya pas satu kilo (gram). Makanya jarang yang mau beli minyak dalam negeri kalau ada minyak (goreng) Malaysia yang dijual,” ungkap dia lagi.
Hanya saja, selama bulan suci Ramadan 1446 H, pasokan minyak goreng dari Tawau Malaysia sangat terbatas. Sebelum bulan puasa, biasanya habis terjual sampai empat kotak (satu kotak isi 24 kilo gram). Belum lagi yang didistribusikan ke kios-kios sembako lainnya.
Kemudian, pedagang sembako di Pasar Inhutani bernama Yosef mengaku, hanya minyak goreng, bawang merah, cabai rawit dan tomat yang mengalami kenaikan harga selama bulan puasa ini. Hanya saja, kenaikan harga ini sangat fluktuatif atau bisa mengalami penurunan apabila pasokan dari Sulsel masuk di daerah itu.
“Harga sekarang ini naik seperti tomat dan cabai rawit. Harga tomat sekarang Rp18.000 per kilo gram dari sebelumnya hanya Rp15.000 per kilo gram. Lalu, harga cabai rawit untuk lokal sebesar Rp120.000 kilo gram dan pasokan dari Sulawesi Selatan seharga Rp80.000-Rp100.000 per kilo gram,” terang Yosef.
Namun, harga barang-barang ini akan turun lagi setiap ada pasokan masuk dari Sulsel setiap Jumat dan Senin. “Kalau ada kapal masuk harga turun lagi,” ucap Yosef. (Redaksi)