Bulukumba (BERANDATIMUR) – Kelompok Disabilitas Desa (KDD) Maju Jaya Bontomangiring menjadi penyuplai utama gula aren bagi penikmat kopi di Kabupaten Bulukumba. Hal ini terungkap pada acara “Minum Kopi Dengan Gula Aren” yang digagas KM Bulukumba.
Melibatkan kelompok disabilitas dalam mengangkat maruah UMKM dan kaum disabilitas, tidak terlepas dari upaya membentuk semangat inklusi dan pemberdayaan bagi kelompok rentan sekaligus memperkuat ekonomi lokal yang berkeadilan.
Ketua Badan Khusus Perwakilan KM Bulukumba Sulsel, Hendra Pachri, menyatakan produk gula aren dari KDD Maju Jaya merupakan hasil kerja keras dan ketekunan yang layak mendapat panggung dalam perayaan publik.
“Kami percaya bahwa setiap kelompok rentan, baik disabilitas, perempuan, maupun lansia memiliki potensi besar. Tugas kita adalah membuka jalan, memberikan dukungan, dan memastikan mereka tidak berjalan sendiri,” ujarnya.
Ia berpendapat, bukan sekadar pemecahan rekor tetapi ini menjadi simbol solidaritas dan harapan dengan melibatkan UMKM dari berbagai latar belakang untuk membangun ekosistem yang saling menguatkan dan berkelanjutan.
“Kami ingin menciptakan budaya baru, di mana setiap kegiatan besar menyisakan ruang bagi kalangan yang selama ini terpinggirkan. Karena keberhasilan sejati bukan hanya soal jumlah peserta, tapi tentang siapa yang kita ajak berjalan bersama,” lanjut Hendra.
Ketua panitia lokal, Rudi Tahas, melaporkan gula aren juga sebagian disuplai oleh petani dari Kahayya, Borong Rappoa, dan Garuntungan, yang menjadi mitra binaan selama ini. Gula aren tersebut diolah dan dikemas dalam bentuk kecil, lalu dibagikan kepada peserta saat registrasi bersama paket goodie bag.
“Kami berharap setiap elemen dalam kegiatan ini mencerminkan nilai kebersamaan dan keberdayaan. Petani aren yang terlibat adalah bagian dari komunitas yang selama ini kami dampingi,” jelas Rudi.
Panitia berharap kegiatan ini menjadi inspirasi bagi penyelenggara lain, baik di tingkat desa, kabupaten, maupun nasional bahwa setiap festival, lomba, atau perayaan bisa menjadi ruang pemberdayaan dan transformasi sosial.
“Kita ingin Bulukumba dikenal bukan hanya karena kopi dan pinisi, tapi juga karena keberaniannya merangkul semua warganya,” tutupnya.
Sartia, anggota KDD Maju Jaya Bontomangiring bersiap untuk menyadap nira di pinggiran sungai Dusun Bontomanai. Penyandang disabilitas ini pernah mewakili Kabupaten Bulukumba pada Konferensi Internasional yang bertema “Exploring the Practice of Restoratif Justice Framework to Build Resilience and Address Climate Change Harms in Indonesia” di Universitas Brawijaya Malang, Jawa Timur pada 2024. (*)









