Nunukan (BERANDATIMUR) – Seiring anjloknya harga, rumput laut di Kabupaten Nunukan, Kaltara juga tercemar limbah kelapa sawit yang mempengaruhi menurunnya produksi dan kualitasnya. Hal ini sudah berlangsung sejak dua bulan lalu sebagaimana diutarakan seorang pembudidaya bernama Hatta pada Rabu, 29 Mei 2024.
“Limbah kelapa sawit juga ini pak bikin rusak rumput laut. Air laut itu sudah tercemar jadinya kualitas dan produksi rumput laut juga menjadi berkurang,” keluh Hatta kepada awak media ini. Pria paruh haya ini, mengaku banyaknya permasalahan yang mendera pembudidaya rumput laut di Kabupaten Nunukan ini perlu mendapatkan atensi dari semua stakeholder setempat.
Selain harga yang semakin menurun ditambah lagi dengan pencemaran limbah kelapa sawit yang mempengaruhi produksi dan kualitasnya, ungkap Hatta yang mengaku sudah puluhan tahun membudidaya rumput laut di Kabupaten Nunukan.
Akibat dari limbah kelapa sawit yang mencemari air laut sepanjang Jalan Lingkar Hingga Tanjung Cantik ini, produksi atau hasil panen rumput laut menjadi mengecil dan pendek bahkan ringan. Hasil panen rumput laut yang terserang limbah kelapa sawit, dalam keadaan kering hanya mencapai dua kilo gram.
Padahal, lanjut Hatta, apabila air laut tidak tercemar setiap tali bettangan mencapai berat 5-7 kilo gram karena kualitas baik dan panjang. Ia pun mengharapkan, adanya tindakan tegas oleh instansi terkait agar produksi dan kualitas rumput laut di daerah itu tetap terjaga.
Hanya saja, jelas dia, seolah-olah tidak ada perhatian dan tindakan dari instansi terkait untuk menegur perusahaan kelapa sawit agar tidak membuang limbahnya ke laut secara brutal.
Keluhan Hatta ini, juga dibenarkan Aco, pembudidaya rumput lainnya di Jalan Lingkar Kelurahan Selisun pada hari yang sama. Pria ini juga berkeluh kesah terkait dengan permasalahan yang dihadapinya tanpa ada solusi yang cepat.
Harga yang semakin menurun, kata dia, membuatnya sedikit pesimis atas kelangsungan kehidupan keluarganya karena tidak adanya pekerjaan lain untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari anak dan istrinya. Menurut dia, harga yang semakin menurun ditambah lagi produksi yang berkurang setiap panen karena terjadinya pencemaran air laut oleh limbah kelapa sawit. (Redaksi)