Nunukan (BERANDATIMUR) – Memasuki H-2 lebaran Idul Fitri 1446 Hijriyah, pasar-pasar di Kabupaten Nunukan mulai dipadati pembeli khususnya dari kalangan umat muslim dalam rangka menyambut hari raya terbesar tersebut.
Pasar Inhutani yang terletak di Kelurahan Nunukan Utara misalnya, mulai ramai dipadati pengunjung untuk membeli kebutuhan menyambut lebaran Idul Fitri 2025 M sejak tiga hari lalgu atau H-5. Sejumlah pedagang khususnya penjual bumbu masak, daun-daunan dan kelapa tua mulai laris manis terjual.
Pasar yang dikenal pasar sentral ini, memang ramai dikunjungi setiap menjelang hari raya lebaran karena menjadi pusat gerai yang menjual bumbu masak dan kebutuhan pokok lainnya. Pantauan media ini, pada H-2 Idul Fitri tahun ini, pengunjung sangat padat pada gerai-gerai bumbu masak, daging ayam/sapi, kelapa parut dan lain-lainnya.
Seorang pedagang kelapa parut bernama Mansyur kepada media ini pada Sabti, 29 Maret 2025 menceritakan kesibukannya melayani pembeli sejak tiga hari terakhir atau H-5 lebaran Idul Fitri 1446 H. Pedagang yang punya gerai kelapa parut di tengah Pasar Inhutani ini menuturkan, sejak tiga hari terakhir bisa menjual kelapa parut hingga 700 biji per hari.
Mansyur menyatakan, penjualanya ketika menjelang lebaran Idul Fitri sangat jauh berbeda dengan hari-hari biasanya. “Sudah tiga hari ini kelapa saya laku sampai 700 biji. Beda sekali hasil penjualan pada hari-hari biasanya yang hanya sampai 50 biji saja,” ucap dia.
Pedagang kelapa parut lainnya bernama Saenal pun mengaku, sejak empat hari terakhir atau H-6 Idul Fitri penjualannya sangat meningkat tajam. Jika dibandingkan hari-hari sebelumnya, hanya mampu menjual sampai 100 biji saja, sekarang menyambut lebaran Idul Fitri 2025 M, mampu menjual 800-an biji per hari.
Gerai kelapa parut milik Saenal ini memang berada di pintu masuk lorong menuju gerai bumbu masak sehingga sangat strategis dan mudah dijangkau pengunjung setiap hari. Adapun harga kelapa parut di Pasar Inhutani berkisar Rp15.000 per biji. Di dalam Pasar Inhutani terdapat lebih dari dua gerai penjualan kelapa parut.
Kemudian, kelapa didatangkan dari Sulawesi Selatan karena sangat susah mendapatkan dari warga lokal dalam jumlah besar karena lebih senang dijual dalam keadaan masih muda. (Redaksi)