Home / Nasional

Selasa, 26 Agustus 2025 - 18:51 WIB

BMKG: Waspadai Karhutla, 675 Titik Terpantau di Kalimantan

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati

Jakarta (BERANDATIMUR) – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merilis siaran persnya terkait dengan potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di seluruh Indonesia. Terpantau 1.003 titik panas di seluruh Indonesia dengan konsentrasi terbesar di Pulau Kalimantan sebanyak 675 titik.

BMKG memperingatkan potensi karhutla di Provinsi Riau yang diprediksi meningkat pada akhir Agustus 2025. Menghadapi kondisi ini, BMKG bersama BNPB, yang didukung oleh TNI dan pemerintah daerah kembali melaksanakan operasi modifikasi cuaca (OMC) pada 24-31 Agustus 2025.

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati menegaskan, perlunya melakukan langkah cepat sehubungan dengan sebagian besar wilayah Riau pada 26-28 Agustus 2025 diprediksi masuk kategori bahaya tinggi hingga sangat tinggi.

“OMC menjadi salah satu instrumen paling efektif dalam mencegah karhutla semakin meluas. Dengan memanfaatkan potensi awan hujan, kita berupaya menekan risiko kebakaran sekaligus menjaga kebasahan lahan” ujar Dwikorita di Pekanbaru melalui siaran persnya tertanggal 25 Agustus 2025 yang dikutip melalui laman resmi BMKG pada 26 Agustus 2025.

Data BMKG menunjukkan, puncak musim kemarau di Provinsi Riau sebagian besar sudah terjadi pada Juni-Juli tahun ini. Sedangkan di Indragiri Hilir baru terjadi kemarau pada Agustus ini. Pada dasarian Agustus, sebagian besar wilayah Riau masih terjadi curah hujan rendah, yakni 20-50 mm per dasarian.

Namun, intensitas hujan diperkirakan mulai meningkat pada September 2025, dengan dasarian menengah berkisar 50-75 mm. Meski ada peluang hujan, kondisi cuaca saat ini masih menuntut kewaspadaan.

Menurut Dwikorita, analisis dinamika atmosfer menunjukkan gelombang atmosfer Rossby Ekuator tengah aktif di Sumatera bagian utara hingga tengah. Ditambah suhu permukaan laut yang hangat di Selat Malaka dan pesisir barat Sumatera. Meskipun faktor-faktor ini mampu memicu pembentukan awan hujan, namun tetap perlu diwaspadai kondisi atmosfer yang lebih kering sehingga memudahkan terjadinya kebakaran hutan dan lahan.

Jangan Lewatkan  Pemprov Kaltara-SKALA Susun Naskah Akademik Raperda PUG

Sementara itu, citra satelit Himawari-9 pada 24 Agustus 2025 pukul 16.00 WIB mendeteksi sebaran asap di Kalimantan Barat yang bergerak ke arah barat laut sampai utara, sejalan dengan angin dominan dari timur ke tenggara.

Pada hari yang sama, terpantau 1.003 titik panas di seluruh Indonesia dengan konsentrasi terbesar di Kalimantan yakni 675 titik. Untuk Sumatera, termasuk Riau, terdeteksi 38 titik panas dengan tingkat kepercayaan rendah, dan satu titik dengan tingkat kepercayaan tinggi.

Dwikorita menambahkan, OMC terbukti efektif menekan laju kebakaran. Contohnya di Riau pada 19 Juli 2025 sempat terdeteksi 173 titik panas dengan tingkat kepercayaan tinggi. Namun, setelah dilakukan OMC pada 21 Juli 2025, jumlahnya menurun drastis hingga nol titik panas pada 28 Juli 2025.

“Selama pelaksanaan OMC 10-19 Agustus lalu, wilayah rawan karhutla di Riau berhasil dijaga tetap aman dengan catatan zero hotspot. Ini bukti nyata peran teknologi dalam mitigasi bencana,” ungkapnya. Secara nasional, OMC yang digelar di berbagai provinsi rawan kebakaran sejak Juli hingga Agustus telah menurunkan hujan dengan tingkat keberhasilan 85-100 persen, menyumbang lebih dari 586,1 juta meter kubik air hujan untuk membasahi lahan.

Air ini diharapkan mampu menekan potensi kebakaran sekaligus menjaga kelembaban tanah di titik-titik kritis. BMKG menekankan pentingnya kewaspadaan masyarakat, khususnya di Riau, agar tidak melakukan aktivitas yang bisa memicu kebakaran seperti pembakaran lahan atau membuang puntung rokok Sembarangan.

“Perlu gotong royong semua pihak. OMC bukan satu-satunya solusi. Dukungan masyarakat untuk menjaga lingkungan dari api adalah benteng utama pencegahan karhutla,” tutup Dwikorita.

Di Kalimantan Utara terpantau pada 26 Agustus 2025 sekitar pukul 17.02 WIB atau 18.02 Wita, berpotensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai angin kencang pada pukul 18.17 Wita. Wilayah-wilayah yang diguyur hujan diprediksi terjadi di Kabupaten Malinau tepatnya di Malinau Utara dan Mentarang Hulu. Dapat meluas ke wilayah Mentarang, malinau Kota, Malinau Selatan, malinau Barat, Bahau hulu, Malinau Selatan Hilir dan Sungai Tubu.

Jangan Lewatkan  Temukan Uang Pemudik, Aiptu Supriyanto Diganjar Sekolah Perwira

Kemudian di Kabupaten Nunukan tepatnya di Krayan Selatan, Lumbis Ogong dan Krayan Barat. Dapat meluas ke wilayah Lumbis, Krayan, Tulin Onsoi, Krayan tengah dan Krayan Timur. KOndisi ini diperkirakan masih berlangsung hingga pukul 19.00 Wita. (*)

Share :

Baca Juga

Nasional

Kurikulum Merdeka Membuat Guru tak Berdaya, Murid tak Bisa Ditindaki

Ekonomi-Bisnis

Hadiri Pelantikan DPP BMWI, Menkop: Prasyarat Negara Menjadi Maju dari Enterpreneurnya

Nasional

Penembakan di Kantor MUI, Pelaku Pingsan Lalu Meninggal

Nasional

Denny Darko Ramal Nasib Ferdy Sambo Setelah Upaya Banding Ditolak

Advetorial

2 Warga Sulsel Ditembak Mati KKB di Papua Tengah

Nasional

Ratusan Alumni HMI Siap Jemput Anas Urbaningrum di Lapas Sukamiskin

Nasional

Calon PMI Bermasalah Ditemukan Tewas Gantung Diri di Pohon

Nasional

Kasus BTS BAKTi, Johnny Plate Diduga Minta Setoran Rp 500 Juta per Bulan Pada Salah Seorang Tersangka