Tanjung Selor (BERANDATIMUR) – Pustakawan Ahli Utama, Renus Siboro, mengatakan program transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial (TPBIS) mendorong keluwesan dalam pelayanan perpustakaan. Pemahaman awal bahwa setiap daerah di Indonesia memiliki tingkat kebutuhan akan literasi serta potensinya masing-masing.
Sebab, perpustakaan desa atau kelurahan sebagai wadah pembelajaran sepanjang hayat bagi masyarakat di lingkungan terkecilnya melaksanakan fungsinya sesuai kebutuhan dan potensi masyarakat. “Ada yang bergerak dengan mengajar baca tulis tambahan bagi siswa yang kesulitan dalam belajar di sekolah, ada yang menyelenggarakan pelatihan komputer level dasar, ada pula yang menyelenggarakan pelatihan memanfaatkan sumber daya alam hingga dikemas secara baik dan siap dijual,” ungkap Renus dalam penutupan Bimtek Strategi Pengembanganperpustakaan dan Teknologi Informasi Komunikasi (SPP TIK) di Hotel Luminor, Kamis 13 Juni 2024.
TPBIS adalah peningkatan peran dan fungsi perpustakaan melalui pelibatan masyarakat sebagai wahana belajar sepanjang hayat, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan pengguna perpustakaan. , jelas Renus.
Menurut dia, Bimtek SPP-TIK ini merupakan upaya peningkatan kapasitas bagi tenaga perpustakaan mitra TPBIS. Oleh karena itu, peserta bimtek diberikan ilmu untuk meningkatkan pelayanan perpustakaan, menyelenggarakan kegiatan pelibatan masyarakat, serta melaksanakan advokasi kepada pihak-pihak yang berpotensi mendukung kegiatan perpustakaan dalam berbagai bentuk, baik material maupun non material.
Selain itu peserta juga dibekali kemampuan dasar untuk melakukan publikasi kegiatan TPBIS dari yang paling sederhana melalui media sosial hingga media arus utama,”ujarnya. Tujuan bimtek ini, lanjut Renus, sesuai arah kebijakan Perpustakaan Nasional 2020-2024, yaitu, peningkatan budaya literasi melalui pemasyarakatan kegemaran membaca, penguatan konten literasi dan transformasi perpustakaan melalui peningkatan akses dan kualitas layanan berbasis inklusi sosial bagi terwujudnya masyarakat berpengetahuan, inovatif, kreatif dan berkarakter.
Secara spesifik, tujuan TPBIS adalah terciptanya masyarakat sejahtera melalui transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial.
Dia menjelaskan perpustakaan yang telah melaksanakan TPBIS dengan dana yang bersumber dari APBN melalui Perpustakaan Nasional RI hingga 2023 sebanyak 34 perpustakaan provinsi, 296 perpustakaan kabupaten/kota, dan 1.796 perpustakaan desa/kelurahan.
Lalu, TPBIS telah direplikasi di 1.344 desa/kelurahan dan 6 kabupaten/kota dengan sumber anggaran APBD dan/atau sumber lain. Pada 2024 ini, 600 perpustakaan desa/kelurahan menjadi mitra baru TPBIS. (dkisp)