Home / Nasional / SOROT

Kamis, 24 Juli 2025 - 23:34 WIB

Perang Militer Kamboja-Thailand Meletus, Eskalasi Memanas

Nunukan (BERANDATIMUR) – Hubungan kedua negara ASEAN yang berbatasan ini, kini memanas setelah Kamboja menyerang masyarakat sipil yang menyebabkan sejumlah penduduk tewas tertembak dekat perbatasan dengan Thailand.

Thailand pun mulai berjaga-jaga jika terjadi serangan lanjutan dengan menyiapkan enam jet tempur F-16 di sepanjang perbatasan yang disengketakan. Salah satu jet tempur ini  menembaki wilayah Kamboja dan menghancurkan sebuah target militer, ungkap militer Thailand menanggapi serangan awal pada Kamis dini hari, 24 Juli 2025.

Kedua negara ini saling menuduh memulai serangan pada Kamis dini hari itu. “Kami telah menggunakan kekuatan udara terhadap target militer sesuai rencana” kata Wakil Juru Bicara Angkatan Darat Thailand, Richa Suksuwanon, kepada wartawan.

Atas kejadian itu, Thailand juga menutup perbatasannya dengan Kamboja. Bentrokan yang terjadi pada dini hati itu di dekat Kuil Ta Moan Thom yang disengketakan di sepanjang perbatasan timur antara Kamboja dan Thailand, atau sekitar 360 km dari ibu kota Bangkok, Thailand. “Peluru artileri jatuh di rumah-rumah penduduk” kata Sutthirot Charoenthanasak, Kepala Distrik Kabcheing di Provinsi Surin, menggambarkan penembakan oleh pihak Kamboja.

“Dua orang tewas” kata Sutthirot Charoenthanasak, seraya melanjutkan, bahwa otoritas distrik telah mengevakuasi 40.000 warga sipil dari 86 desa di dekat perbatasan kedua negara ke lokasi yang lebih aman.

Militer Thailand mengatakan Kamboja mengerahkan drone pengintai sebelum mengirim pasukan bersenjata berat ke daerah dekat kuil itu. Pasukan Kamboja melepaskan tembakan dan dua tentara Thailand terluka, kata seorang juru bicara militer Thailand, seraya menambahkan bahwa Kamboja telah menggunakan berbagai senjata, termasuk peluncur roket.

Namun, seorang juru bicara Kementerian Pertahanan Kamboja menuding balik dengan mengatakan pasukan Thailand yang menyerang terlebih dahulu tanpa alasan sehingga pasukan Kamboja merespons dengan membela diri.

Jangan Lewatkan  Satu Korban Speedboat Terbalik Ditemukan Tersangkut di Tali Rumput Laut

Pejabat Perdana Menteri Thailand, Phumtham Wechayachai, mengatakan situasinya genting. “Kita harus berhati-hati,” katanya kepada para wartawan. “Kami akan mengikuti hukum internasional.”

Dilaporkan oleh berbagai media dalam negeri menyebutkan, Thailand menuduh Kamboja menempatkan ranjau darat di wilayah sengketa yang melukai tiga tentara. Namun, klaim tersebut dibantah oleh Phnom Penh dan mengatakan bahwa tentara telah menyimpang dari rute yang disepakati dan memicu ranjau yang tersisa dari perang selama puluhan tahun.

Kamboja memiliki banyak ranjau darat sisa perang saudara puluhan tahun lalu, jumlahnya mencapai jutaan menurut kelompok penjinak ranjau. Namun, Thailand bersikeras bahwa ranjau darat telah ditempatkan di wilayah perbatasan baru-baru ini, yang oleh Kamboja disebut sebagai tuduhan yang tidak berdasar.

Akibatnya, Thailand menarik duta besarnya dari Phnom Penh dan mengusir Duta Besar Kamboja atas insiden ranjau di sepanjang perbatasan Thailand-Kamboja yang melukai tentara Thailand ini. “Kami menarik Duta Besar Thailand di Kamboja dan mengusir Duta Besar Kamboja dari Thailand. Selanjutnya, kami akan mengkaji ulang tingkat hubungan diplomatik dengan Kamboja” ucap Perdana Menteri Sementara Thailand Phumtham Wechayachai pada, Rabu, 23 Juli 2025.

Keputusan tersebut diambil usai lima tentara Thailand terluka, termasuk seorang korban yang kakinya harus diamputasi, dalam ledakan yang diakibatkan ranjau PMN-2 buatan Uni Soviet di garis perbatasan Thailand-Kamboja yang masih disengketakan.

Selama lebih dari satu abad, Thailand dan Kamboja telah memperebutkan kedaulatan di berbagai titik perbatasan darat di sepanjang 817 kilo meter, yang telah menyebabkan pertempuran kecil selama beberapa tahun dan setidaknya belasan kematian, termasuk dalam baku tembak artileri selama seminggu pada 2011.

Ketegangan kembali memanas setelah terbunuhnya seorang tentara Kamboja dalam baku tembak singkat, yang meningkatkan krisis diplomatik besar-besaran dan kini telah memicu bentrokan bersenjata.

Jangan Lewatkan  Puluhan Tim Ikut Lomba Senam Yameto dan Lukiwol

Upaya Perdana Menteri Thailand yang kini diskors, Paetongtarn Shinawatra, untuk menyelesaikan ketegangan baru-baru ini melalui panggilan telepon dengan mantan Perdana Menteri Kamboja yang berpengaruh, Hun Sen, yang isinya bocor, memicu badai politik di Thailand, yang menyebabkan penangguhannya oleh pengadilan. Hun Sen mengatakan dalam sebuah unggahan Facebook bahwa dua provinsi di Kamboja telah diserang oleh militer Thailand. (*)

Share :

Baca Juga

Kaltara

Tolak Makan Gratis, Masyarakat Perbatasan RI-Malaysia: Kami Butuh Jalanan Aspal

Nasional

Dilaporkan 7 Wartawan Alami Kekerasan Brutal Aparat Saat Liput Demo RUU Pilkada

Daerah

Kios Dibangun Serampangan, Jalan Lingkar Nunukan Tampak Kumuh

Daerah

Bahan Peledak Ditemukan di Rumah Purnawirawan TNI di Sidrap

Daerah

Flash. Tanah Longsor di Tarakan, Seorang Nenek Dilaporkan Tertimbun

Nasional

Demi Menjaga Kemerdekaan Pers, SMSI Bentuk Tim Kajian Digital

SOROT

Ribuan Penumpang Berdesakan, KM Thalia Diberangkatkan Lebih Awal
PUan Maharani Temui Presiden Jokowi di Istana

Nasional

Puan Maharani Temui Jokowi di Istana Merdeka, Serba 2