Home / Advetorial / Pemprov Kalimantan Utara

Selasa, 29 Agustus 2023 - 17:12 WIB

Pemprov Kaltara Siapkan Langkah Antisipasi Kenaikan Harga Beras

Tanjung Selor (BERANDATIMUR) – Pemerintah Provinsi Kaltara aktif mengikuti rapat koordinasi pengendalian inflasi yang rutin digelar Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) RI yang dipimpin Mendagri Tito Karnavian.

Tito menyampaikan 10 komoditas yang memberi andil utama terhadap kenaikan atau penurunan Indeks Perkembangan Harga (IPH) pada minggu keempat bulan Agustus ini.

Plt. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) RI Amalia Adininggar Widyasari mengatakan, tiga komoditas tertinggi diantaranya adalah cabe rawit, cabe merah, dan beras. Sebanyak 51 kab/kota mengalami kenailan cabe rawit, sementara itu untuk cabe merah sebantak 39 kab/kota di mana sebelumnya hanya 26 kab/kota yang mengalami kenaikan, dan beras mulai terlihat tanda-tanda penyumbang kenaikan IPH di mana minggu lalu 24 kab/kota mengalami kenaikan dan saat ini 34 kab/kota.

Dinyatakan pula, menjadi catatan postif komoditas yang mengalami penurunan dan tidak lagi menjadi pemberi andil utama dalam kenaikan IPH adalah daging ayam ras dan telur ayam di mana harga sangat terkendali dan sudah mengalami penurunan.

Selanjutnya, perkembangan harga cabe rawit dari 6 bulan terakhir, terlihat di bulan Agustus terjadi kenaikan harga secara bertahap namun di minggu keempat ini relatif stagnan, “Jadi tidak ada kenaikan tetapi stagnan berada di level yang cukup tinggi,”kata Amalia

Sementara itu untuk cabe merah menurut data yang dilampirkan, cabe merah terlihat tanda-tanda kenaikan belum ada stagnasi meskipun dilihat dari bulan Juli masih relatif lebih rendah tetapi kenaikan cabe merah ini terus meningkat dibeberapa minggu ini dan beberapa daerah mengalami kenailan.

“Cabe rawit dan cabe merah ini adalah komoditas yang sangat rentan terhadap cuaca, sehingga penyebab penurunan pasokan adalah karena musim kemarau yang kita alami beberapa bulan terakhir ini,” lanjutnya, Senin 28 Agustus 2023.

Jangan Lewatkan  Peringatan HUT RI Ke-78, Wagub: Jaga Keamanan Wilayah

Di samping itu Amalia mengingatkan, perkembangan harga beras perlu diperhatikan karena rata-rata harga beras di bulan Agustus dibandingkan enam bulan sebelumnya ini relatif lebih tinggi dibandingkan harag beras sebelumnya yang mencapai Rp12.454. Harga ini tertinggi dibandingkan harga rata-rata 6 bulan sebelumnya.

“Dan menjadi catatan kita bersama adalah semakin banyaknya kab/kota yang sudah mengalami kenaikan harga beras sampai pada minggu keempat ini dibandingkkan bulan Juli 2023. Jadi kalau kita catat di minggu keempat saja, ada 201 yang mengalami kenaiklan harga beras. Kenaikan ini penyebabnya adanya penururnan pasokan yang mulai berkurang seiring dengan penurunan aktivitas panen,” terangnya.

Harga beras tertinggi terjadi di wilayah/pulau Papua, Maluku, Kalimantan, Sumatera, Sulawesi, Bali-Nusra, dan Jawa. Namun demikian, lanjut Amalia, jika dibandingkan dengan cabe rawit dan cape merah dispartias harga beras tidak terlalu signifikan. Harga komoditas beras relatif mirip antara wilayah barat dan timur Indonesia.

“Bapak, ibu mungkin beras ini perlu kita antisipasi ke depan. Karena di bulan Juli pun inflasi beras menurut wilayah 85 kab/kota mengalami inflasi, 5 kab/kota deflasi. Kemudian beras berpotensi menyumbang inflasi hingga akhir tahun jika kita tidak menyiapkan langkah-langkah mitigasi dan antisipasi dari sekarang,” pungkasnya.(dkisp)

Share :

Baca Juga

Advetorial

Gubernur Kaltara Kembali Raih 2 Penghargaan 

Advetorial

Menteri KP “Membudidaya” Rumput Laut di Mamolo, Nunukan 

Advetorial

Gubernur Kaltara Perkenalkan Produk UMKM ke Tokoh Nasional

Advetorial

Melihat Lebih Dekat Kehidupan Masyarakat Desa Wisata Setulang (1)

Advetorial

Wakil Bupati Nunukan Jadi Irup Peringatan Harhubnas 2023

Advetorial

Gubernur Kaltara Minta OPD Pacu Serapan Anggaran

Advetorial

Waspadai Dampak El Nino di Kaltara, Tarakan dan Nunukan Rawan

Advetorial

Yansen TP Kukuhkan Pengurus FKUB Kaltara Masa Bakti 2023-2028