Tanjung Selor (BERANDATIMUR) – Pada rapat koordinasi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kalimantan Utara dengan Mendagri dan Menkeu pada Senin, 31 Juli 2023 terungkap perlunya menjaga laju inflasi dan dampak El Nino atau musim kemarau.
Meskipun Provinsi Kaltara sendiri diprediksi tidak sekestrim daerah lainnya di Indonesia. El Nino diperkirakan berlangsung pada Agustus-Oktober.
“Kita bersiap menghadapi El Nino dimulai Agustus hingga Oktober, walaupun Kaltara tidak se-ekstrim provinsi lainnya, namun kita tetap perlu menyiapkan diri,” terang Saiful Djamal Analis Kebijakan Ahli Madya Biro Perekonomian, Setprov Kaltara.
Di Kaltara kata dia, ada dua daerah yang sensitif yaitu Tarakan dan Nunukan terutama daerah-daerah kepulauan yang masih mengandalkan curah hujan dalam memenuhi air bersihnya.
Sementara untuk Bulungan, Tana Tidung dan Malinau masih tergolong aman karena memiliki sumber air bersih yang melimpah dari aliran sungai. Kecuali yang belum terlayani PDAM.
“Saya kira Bulungan, KTT, Malinau relatif aman, hanya pulau Tarakan dan pulau Nunukan yang memang secara jumlah penduduk juga lebih besar,” tambahnya.
Terkait penekanan inflasi, Kaltara selalu masuk dalam 10 besar terendah yakni 2,9 persen dibawah rata-rata nasional 3,5 persen.
Pada kesempatan itu, Kemendagri dan Kemenkeu menjanjikan reward kepada Pemda I dan II yang berhasil menekan laju inflasi sesuai indikator yang ditetapkan pemerintah pusat berupa dana insentif atau dana fiskal. (dkisp)